Jumat, 30 November 2012

Resep Nasi Goreng


Resep Nasi Goreng adalah satu dari sekian banyak masakan di Indonesia yang paling banyak diminati. Bagaimana tidak hampir disetiap ujung jalan di Indonesia pasti menemui yang namanya penjual nasi goreng. Hal ini menandakan bila orang kita suka dan gemar mengkonsumsi nasi goreng. Berbagai jenis nasi goreng pun ditawarkan mulai dari istimewa, spesial, mawut, sampai yang cuma pakai telor dadar. Masing – masing pedagang pasti memiliki Resep Nasi Goreng tersendiri yang tentunya dapat menggoyang lidah pembeli sehingga tertarik untuk kembali lagi beli ditempat semula. Buat yang penasaran bagaimana cara membuat nasi goreng yang dapat menggoyang lidah baca panduan berikut ini.
Namun mempraktekkan resep yang kami buat ada baiknya menyalin terlebih dahulu dalam sebuah catatan agar pada saat membeli bahan yang dibutuhkan tidak lupa. Bahan campuran bisa apa saja misalnya udang, baso sapi, dan juga daging ayam. Untuk menambah cita rasa bisa ditambahkan dengan acar dari mentimun dan wortel.
Resep Nasi Goreng

Resep Nasi Goreng

Intro: Tidak ada orang yang tidak suka mengkonsumsi nasi goreng, bahkan di Indonesia semua orang menyukainya. Ada yang suka membelinya di pinggir jalan namun ada juga yang membuat nasi goreng sendiri dirumah. Nah, bagi Anda yang bingung cara membuat nasi goreng agar bercita rasa tinggi silahkan baca dan salin resep nasi goreng yang kami buat dibawah ini

Bahan

  • Nasi 2 Piring
  • Bawang putih 1 siung
  • Bawang merah 3 siung
  • Cabai merah 2 buah atau cabai rawit secukupnya dihaluskan
  • Saus tomat secukupnya, 1 sendok sudah cukup
  • Bawang Pre atau daun bawang 1 batang saja.
  • Telur satu butir
  • Minyak wijen 2 sdm
  • Merica bubuk secukupnya
  • Garap secukupnya

Cara Membuat

  1. Tuangkan minyak goreng di wajan lalu dipanaskan, masukkan satu persatu bahan seperti minyak wijen, bawang putih, bawang merah, dan cabai yang dihaluskan sampai matang dan harum
  2. Masukkan bahan campuran seperti ayam, udang, dan bakso aduk secukupnya atau sampai matang
  3. Masukkan telur masaklah sampai menggumpal kecil – kecil.
  4. Masukkan nasi putih diaduk rata, tambahkan saus tomat, garam, dan merica, aduk sampai rata dengan bumbu.
  5. Nasi goreng siap dihidangkan, jika perlu tambahkan hiasan seperti tomat, acar timun, dan irisan cabai merah.

Rabu, 28 November 2012

BEBERAPA Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar




Penentuan dan pemilihan strategi atau metode mengajar dalam pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran. Menurut Anitah dkk (2007:5.6) bahwa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan penggunaan strategi/metode belajar adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Pembelajaran atau Kompetensi Siswa
Tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Ada beberapa tingkatan dalam tujuan pembelajaran, tujuan yang paling tinggi yaitu Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), kemudian dijabarkan pada Tujuan Satuan Pendidikan (institusional), Tujuan Bidang Studi/Mata Pelajaran, dan Tujuan Pembelajaran (Instruksional).
Tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan atau dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Rumusan tersebut sebagai dasar acuan dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan metode mengajar harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai siswa. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, misalnya SD, SMP, SMA, SMK dan seterusnya. Tujuan bidang studi adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu mata pelajaran atau suatu bidang studi, sedangkan tujuan pembelajaran yaitu tujuan yang harus dicapai dalam suatu pokok bahasa.
Untuk membantu bahasan tersebut, penulis paparkan tujuan pembelajaran menurut Taxonomy Bloom di bawah ini,
a. Kognitif
1)Pengetahuan, lebih menitikberatkan pada kemampuan mengetahui, atau untuk mengingat sesuatu.
2)Pemahaman, lebih menekankan pada kemampuan menerjemahkan, memahami sesuatu dan seterusnya.
3)Penerapan, lebih menekankan pada kemampuan membuat, mengerjakan atau menggunakan teori atau rumus.
4)Analisis, lebih menekankan pada kemampuan mengkaji, menguraikan, membedakan, mengidentifikasi dan seterusnya.
5)Sintesis, lebih menekankan pada kemampuan menggabungkan, mengelompokkan, menyusun, membuat rencana program dan seterusnya. Evaluasi, lebih menekankan pada kemampuan menilai berdasarkan norma atau kemampuan menilai pekerjaan sesuatu.
b. Afektif
1)Penerimaan, lebih menekankan pada kemampuan peka, atau kemampuan menerima.
2)Partisipasi, lebih menekankan pada turut serta pada sesuatu kegiatan dan kerelaan hati.
3)Penilaian dan penentuan sikap, lebih menekankan• pada menentukan sikap. Organisasi, kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman hidup.

Pembentukan pola hidup, lebih menekankan pada penghayatan dan pegangan hidup.
c. Psikomotor
1)Persepsi, lebih menekankan pada kemampuan berpendapat terhadap sesuatu dan peka terhadap sesuatu hal.
2)Kesiapan, kemampuan bersiap diri secara fisik.
3)Gerakan terbimbing, kemampuan dalam meniru pekerjaan yang lain/ meniru contoh.
4)Gerakan terbiasa, keterampilan yang berpegang pada pola.
5)Gerakan yang kompleks, keterampilan yang lincah, cepat, dan lancar. Penyesuaian, keterampilan dalam mengubah dan mengatur kembali. Kreativitas, kemampuan dalam menciptakan pola baru.
Merumuskan tujuan pembelajaran khusus maupun merumuskan indikator hasil belajar harus menggunakan kata kerja yang bersifat operasional, terukur dan spesifik. Misalnya, mampu menyebutkan, mampu menjelaskan, mendefinisikan, menunjukkan, membandingkan, membedakan, menguraikan, mengelompokkan, mengerjakan, menyusun dan seterusnya. Sedangkan istilah (kata kerja) yang perlu dihindari dalam rumusan tujuan pembelajaran khusus atau indikator hasil belajar diantaranya adalah memahami, mengetahui, menguasai, dan sebagainya. Indikator hasil belajar merupakan kompetensi dasar (spesifik) yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.
Tujuan pembelajaran khusus dapat dikatakan sebagai enabling objectives artinya tujuan pembelajaran harus dicapai selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan tujuan pembelajaran umum dapat dikatakan sebagai target objectives yang artinya tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai setelah pembelajaran selesai (Gagne, 1978 : 97).

2.Karakteristik Bahan Pelajaran/Materi Pelajaran
Salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode mengajar adalah karakteristik bahan pelajaran. Ada beberapa aspek yang terdapat dalam materi pelajaran, aspek tersebut terdiri dari aspek konsep, prinsip, proses, nilai, fakta, intelektual, dan aspek psikomotor.
a.Aspek konsep (concept), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide dan gagasan sesuatu. Artinya, guru akan memilih metode mana yang dianggap sesuai jika akan mengajarkan tentang konsep, begitu juga dengan aspek yang lainnya.
b.Aspek fakta (fact), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data yang memiliki esensi objek dan waktu, seperti nama dan tahun yang berhubungan dengan peristiwa atau sejarah.
c.Aspek prinsip (principle), merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan aturan, dalil, hukum, ketentuan, dan prosedur yang harus ditempuh. Aspek proses (process), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan rangkaian kegiatan, rangkaian peristiwa, dan rangkaian tindakan.
d.Aspek nilai (value), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan aspek perilaku yang balk dan buruk, yang benar dan salah, yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi banyak orang.
e.Aspek keterampilan intelektual (intellectual skills), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan persoalan atau permasalahan, berpikir sistematis, berpikir logis, berpikir taktis, berpikir kritis, berpikir inovatif, dan berpikir ilmiah.
f.Aspek keterampilan psikomotor (psychomotor skills), merupakan substansi materi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik.
Berikut ini salah satu contohnya: Jika materi pelajaran itu cenderung pada aspek proses dan keterampilan, seperti memperagakan rangkaian gerak teknis terstruktur pada Senam Kesegaran Jasmani maka alternatif metode yang sesuai adalah latihan dan demonstrasi.

3.Waktu yang Digunakan
Pemilihan metode mengajar juga harus memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dalam jam pelajaran, ada beberapa metode mengajar yang dianggap relatif banyak menggunakan waktu, seperti metode pemecahan masalah, dan inkuiri. Penggunaan metode ini kurang tepat jika digunakan pada jam pelajaran yang alokasi waktunya relatif singkat sehingga penguasaan materi tidak akan optimal demikian pula dengan pembentukan kemampuan siswa.

4. Faktor Siswa(Peserta Didik)
Faktor siswa merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar, selain faktor-faktor yang telah dikemukakan di atas. Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama pada aspek kesegaran mental (faktor antusias dan kelelahan), jumlah siswa dan kemampuan siswa. Guru harus bisa mengelola pembelajaran berdasarkan jumlah siswa dan harus mengatur tempat duduk supaya sesuai dengan kondisi siswa dalam belajar. Posisi tempat duduk tidak harus seperti kelas formal reguler, tetapi bersifat fleksibel dan mendukung terhadap proses pembelajaran. Demikian pula dengan kemampuan siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Umpamanya dalam proses pembelajaran, guru akan menggunakan metode eksperimen atau pemecahan masalah maka siswa yang bersangkutan harus sudah memahami tentang cara belajar eksperimen atau yang lainnya.

5. Fasilitas, Media, dan Sumber Belajar
Supaya memperoleh basil belajar yang optimal maka setiap peristiwa pembelajaran harus dirancang secara sistematis dan sistemik. Prinsip-prinsip belajar yang dijadikan landasan dalam pembelajaran diantaranya adalah ketersediaan fasilitas, media, dan sumber belajar. Guru tidak akan memilih metode mengajar yang memungkinkan menggunakan fasilitas atau alat belajar yang beragam jika di sekolahnya tidak memiliki fasilitas dan alai belajar yang lengkap. Dalam hal ini perlu diupayakan, apabila guru dan siswa akan menggunakan alat atau fasilitas maka guru bersangkutan sebelum pembelajaran harus mempersiapkan terlebih dahulu. Media pesan lisan (bahasa) harus dapat dipahami siswa sehingga siswa tidak menimbulkan verbalisme. Pemberdayaan media maupun bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
Dalam rangka mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran di kelas, seorang guru dituntut untuk mempertimbangkan dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik. Menurut Syah (1999:132) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: (1) faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta didik; (2) Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik; dan (3) faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu




A. PEMBELAJARAN TERPADU TIPE TERHUBUNG (CONNECTED)
Connected Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggabungkan secara jelas satu topik dengan topik berikutnya, satu konsep dengan konsep lainnya, satu kemampuan dengan kemampuan lainnya, kegiatan 1 hari dengan hari lainnya, dalam satu mata pelajaran.
Contoh pengajaran menggunakan pembelajaran terpadu tipe terhubung (connected) : Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
a. Kelebihan
    1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan;
    2. kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator;
    3. siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus;
    4. siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
b. Kekurangan
1.      model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
2.      model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri;
3.      bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.
B. PEMBELAJARAN TERPADU MODEL JARING LABA-LABA (WEBBED)
Tahapan atau Langkah untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jaring laba-laba di TK, yaitu:
  1. mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator setiap bidang pengembangan untuk masing-masing kelompok usia;
  2. mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring tema;
  3. mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema;
  4. menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang akan dicapai dan subtema yang dipilih;
  5. menyusun Rencana Kegiatan Mingguan;
  6. menyusun Rencana Kegiatan Harian.
Contoh dari penggunaan pembelajaran terpadu model jarring laba-laba(webbed) ini adalah : siswa dan guru menentukan tema misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema air itu ke dalam sub-sub tema misalnya siklus air, kincir angin, air waduk, air sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran matematika, IPS, IPA, dan Bahasa.
a. Kelebihan
    1. Siswa adalah diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu-ilmu yang berbeda;
    2. faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa;
    3. siswa dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan.
b. Kekurangan
1.      kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa;
2.      seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan.
3.      memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.
C. PEMBELAJARAN TERPADU MODEL INTEGRATED (TERPADU)
Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas bidang ilmu utama dengan mencari keterampilan, konsep dan sikap yang tumpangtindih. Dalam konteks pembelajaran TK, Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas bidang pengembangan. Model ini berusaha memberikan gambaran yang utuh pada anak tentang tujuan melakukan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam bidang-bidang pengembangan.
Contoh penerapan pembelajaran terpadu tipe keterpaduan adalah : pada awalnya guru menyeleksi konsep-konsep keterampilan dan nilai sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa mata pelajaran misalnya: matematika, IPS, IPA dan Bahasa. Selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan dan nilai sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara beberapa mata pelajaran.
a. Kelebihan
    1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari kemampuan yang dikembangkan dari berbagai bidang studi/mata pelajaran;
    2. memberikan kegiatan yang lebih terarah pada tiap bidang pengembangan untuk mencapai kemampuan yang telah ditentukan pada indikator;
    3. siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbale balik antar berbagai disiplin ilmu;
    4. memperluas wawasan dan apresiasi guru.
b. Kekurangan
1.      Cukup sulit dilaksanakan karena membutuhkan guru yang berkemampuan tinggi dan yakin dengan konsep dan kemampuan yang akan dikembangkan di setiap bidang pengembangan;
2.      kurang efektif karena membutuhkan kerjasama dari banyak guru;
3.      sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait;
4.      dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.

Model Pembelajaran Terpadu



Tabel ragam model pembelajaran terpadu
Nama Model
Deskripsi
Kelebihan
Kelemahan
Terpisah ( Fragmented )
Berbagai disiplin ilmu yang berbeda dan saling terpisah
Adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pelajaran
Keterhubungan menjadi tidak jelas; lebih sedikit transfer pembelajaran
Keterkaitan /
Keterhubungan
( Connected )
Topik-topik dalam satu disiplin ilmu berhubungan satu sama lain.
Konsep–konsep utama saling terhubung, mengarah pada pengulangan ( review ), rekonseptualisasi, dan asimilasi gagasan-gagasan dalam suatu disiplin
Disiplin-disiplin ilmu tidak berkaitan; kontent tetap terfokus pada satu disiplin ilmu
Berbentuk Sarang/
kumpulan ( Nested )
Keterampilan-keterampilan sosial, berpikir, dan kontent (c ontents skill ) dicapai di dalam satu mata pelajaran ( subject area )
Memberi perhatian pada berbagai mata pelajaran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan, memperkaya dan memperluas pembelajaran
Pelajar dapat menjadi bingung dan kehilangan arah mengenai konsep-konsep utama dari suatu kegiatan atau pelajaran
Dalam satu rangkaian
( Sequence )
Persamaan-persamaan yang ada diajarkan secara bersamaan, meskipun termasuk ke dalam mata pelajaran yang berbeda
Memfasilitasi transfer pembelajaran melintasi beberapa mata pelajaran
Membutuhkan kolaborasi yang terus menerus dan kelenturan (fleksibilitas) yang tinggi karena guru-guru memilki lebih sedikit otonomi untuk mengurutkan (merancang) kurikula
Terbagi ( Shared )
Perencanaan tim dan atau pengajaran yang melibatkan dua disiplin difokuskan pada konsep, keterampilan, dan sikap-sikap ( attitudes ) yang sama
Terdapat pengalaman-pengalaman instruksional bersama; dengan dua orang guru di dalam satu tim, akan lebih mudah untuk berkolaborasi
Membutuhkan waktu, kelenturan, komitmen, dan kompromi
Bentuk jaring laba-laba
( Webbed )
Pengajaran tematis, menggunakan suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai disiplin mata pelajaran
Dapat memotivasi murid-murid: membantu murid-murid untuk melihat keterhubungan antar gagasan
Tema yang digunakan harus dipilih baik-baik secara selektif agar menjadi berarti, juga relevan dengan kontent
Dalam satu alur
( Threaded )
Keterampilan-keterampilan sosial, berpikir, berbagai jenis kecerdasan, dan keterampilan belajar ‘direntangkan’ melalui berbagai disiplin
Murid-murid mempelajari cara mereka belajar; memfasilitas transfer pembelajaran selanjutnya
Disiplin-disiplin ilmu yang bersangkutan tetap terpisah satu sama lain
Terpadu ( Integrated )
Dalam berbagai prioritas yang saling tumpang tindih dalam berbagai disiplin ilmu, dicari keterampilan, konsep, dan sikap-sikap yang sama
Mendorong murid-murid untuk melihat keterkaitan dan kesalingterhubungan di antara disiplin-disiplin ilmu; murid-murid termotivasi dengan melihat berbagai keterkaitan tersebut
Membutuhkan tim antar departemen yang memiliki perencanaan dan waktu pengajaran yang sama
Immersed
Pelajar memadukan apa yang dipelajari dengan cara memandang seluruh pengajaran melalui perspektif bidang yang disukai ( area of interest )
Keterpaduan berlangsung di dalam pelajar itu sendiri
Dapat mempersempit fokus pelajar tersebut
Membentuk jejaring
( Networked )
Pelajar melakukan proses pemaduan topik yang dipelajari melalui pemilihan jejaring pakar dan sumber daya
Bersifat proaktif; pelajar terstimulasi oleh informasi, keterampilan, atau konsep-konsep baru
Dapat memecah perhatian pelajar; upaya-upaya menjadi tidak efektif